Rabu, 14 Maret 2012

Wiranto: Tuduhan Ramadhan Pohan Tak Masuk Akal

Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto.

Sabtu, 03 Maret 2012 | 22:18 
Wiranto Ketua Umum Partai Hanura itu bertanya balik, apakah tuduhan itu bersifat pribadi atau mewakili Partai Demokrat.

Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Wiranto, akhirnya berkomentar soal ramainya pemberitaan mengenai politisi Partai Demokrat (PD), Ramadhan Pohan, yang menuduh Hanura akan menghancurkan PD melalui rekayasa berbagai hal.

Dalam keterangan persnya di Jakarta, hari ini, Wiranto merasa kaget ketika dinyatakan akan menjegal pemerintahan  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar tak sampai 2014.

Ramadhan menuding Wiranto berada di belakang aksi-aksi menentang SBY, yang kemudian menempatkan Elza Syarif sebagai pengacara Nazaruddin, sehingga membuat tersangka kasus dugaan korupsi Wisma Atlet itu berani buka-bukaan.

Wiranto mengaku semakin kaget ketika Ramadhan menuding Wiranto merekayasa karena sakit hati kalah dua kali dari SBY pada Pemilu yang lalu.

Wiranto bertanya balik kepada Ramadhan apakah tuduhan itu bersifat pribadi atau mewakili partai Demokrat.

"Saya sangat menyesalkan adanya tuduhan tersebut yang menurut saya sangat dangkal, emosional, dan tendensius serta menandakan adanya kepanikan yang luar biasa," kata Wiranto.

Wiranto mengaku telah menginstruksikan kepada seluruh kader Hanura untuk tetap tenang, tidak perlu menanggapi tuduhan itu secara berlebihan yang hanya akan mengaburkan proses hukum kasus korupsi berskala besar yang sedang berjalan.

Tak Masuk Akal
Wiranto juga menjelaskan secara substansial, semua tuduhan Ramadhan itu benar-benar tak masuk akal.

Bagi Wiranto, perjuangan yang dilakukannya adalah dengan mendirikan partai politik dan terus berjuang menghadapi Pemilu 2014, yang sangat jelas merupakan langkah konstitusional.

Terkait posisi Elza sebagai pengacara membela Nazaruddin, Wiranto menyatakan hal itu tak ada sangkut pautnya dengan misi Partai Hanura.

Sebagai Ketua Umum Hanura, Wiranto menyatakan dirinya tak akan mengintervensi profesi pribadi para kader partai, apalagi memanfaatkan posisi profesi mereka guna kepentingan politik.

Yang paling melukai hatinya, diakui Wiranto, adalah tuduhan dirinya sakit hati karena kalah pemilu Presiden 2 kali dan karenanya lalu melakukan langkah-langkah kotor.

Sebagai bekas perwira TNI, Wiranto mengatakan pernyataan demikian sangat melukai hati sebab seorang perwira militer sangat jauh dari sifat-sifat semacam itu.

Walaupun sudah pensiun disebutnya para mantan masih memiliki jiwa Sapta Marga.

"Saya minta Ramadhan Pohan bertanya kepada para mantan Jenderal di Partai Demokrat, termasuk SBY, yang lebih mengenal saya ketimbang Ramadhan," kata Wiranto.
Penulis: Markus Junianto Sihaloho/ Didit Sidarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar