Senin, 02 April 2012

Partai Hanura, Kenaikan Harga BBM, dan Hati Nurani Rakyat


Thursday, 29 March 2012 10:02 Dessy Larasati
Print PDF

Sikap Partai Hanura dari awal hingga jelang diputuskannya harga BBM bersubsidi naik tetaplah sama, menolak. Eksistensi penting bernama pengabdian rakyat, bukan demi popularitas semata. Toh Partai Hanura tak akan ada, bila tak didukung rakyat.

Isu naiknya harga BBM menarik perhatian serius Partai Hanura. Tak tanggung-tanggung, Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, bahkan memotori sendiri konsolidasi internal partai, terkait penolakan kebijakan menaikkan harga BBM.
Tidak hanya pada rapat-rapat partai, Wiranto bahkan masuk ke semua elemen partai, baik lembaga formal maupun kader-kader partai yang kini duduk sebagai wakil rakyat. Tak berhenti di sana, Wiranto juga berkampanye all out di media cetak dan elektronik tentang penarikan subsidi BBM yang tidak perlu. Menurutnya, masih banyak alternatif cara untuk menyiasati hal tersebut.

Hidup-Mati Bersama Rakyat

Belakangan, Partai Hanura menandaskan komitmen penting tentang ‘Hanura Takkan Khianat; Hidup-Mati Bersama rakyat’. Tentu saja komitmen ini bukan basa-basi. Pada zaman Parpol tidak lagi mendapat tempat di publik yang tak kekurangan informasi seperti sekarang, komitmen membela rakyat sangatlah dibutuhkan. Sebab, Parpol dan rakyat seperti dua sisi mata uang; tak dapat dipisahkan.

Gerakan Partai Hanura lantas merujuk pada komitmen tersebut. Tak peduli di pusat atau daerah, selama kebijakan Pemerintah tidak berpihak pada rakyat, Partai Hanura akan ada bersama rakyat. Bukan hanya diplomasi, tapi juga advokasi hingga ke akar rumput.

Komitmen ini dapat dianggap sebagai amunisi gerakan yang tak tanggung-tanggung. Simpelnya, buat apa Partai Hanura ada bila tak membersamai rakyat untuk keluar dari masalah pelik yang mendera mereka? Untuk apa Partai Hanura memiliki banyak wakil rakyat bila tidak dapat melayani rakyat, pemilik sah republik?

Maka bukan hal naïf bila Partai Hanura kemudian keluar dari pakem. Sebab, tak perlu ada yang ditakutkan. Sebab, tak perlu lagi ada yang khawatir akan membahayakan pribadi atau partai. Asalkan ada di jalur kepentingan publik maslahat, mengapa harus takut?

Misalnya, meski berjumlah kecil, bila dibanding dengan yang lain, Fraksi Hanura di DPR-RI jelas-jelas menolak kebijakan menaikkan harga BBM. Fraksi Hanura bahkan mengajak fraksi-fraksi lain untuk mendukung gerakan ini.

Misalnya, mobilisasi massa di jalanan untuk menolak kenaikan harga BBM. Biasanya, kader Parpol akan turut dalam gerakan politik formal, bukan gerakan jalanan. Hal ini dirasa penting lantaran kebijakan menaikkan harga BBM benar-benar menyakiti dan akan menyulitkan rakyat banyak. Bila demikian adanya, mengapa tidak, bila massa Partai Hanura juga turut bergabung bersama mahasiswa menolak kenaikan harga BBM di jalanan.

Hati Nurani Rakyat


Sesuai semangat dilahirkannya Partai Hanura yang ingin merepresentasi hati nurani rakyat, gerakan penolakan kenaikan BBM menjadi tolok ukur, apakah hati nurani masih digunakan para pemimpin Negara ini atau tidak. Terlebih, apakah para pemimpin negeri ini mengerti hati nurani rakyat, hingga tetep nekat menaikkan harga BBM, sementara ada banyak sekali alternatif menyiasatinya.

Partai Hanura dan hati nurani rakyat adalah manunggal. Partai ini berbahan bakar penyandaran gerakan pada hati nurani rakyat. Sementara hati nurani rakyat akan terepresentasi dalam semua gerakan Partai Hanura yang pro-rakyat.

Adalah hal mudah menerjemahkan gerakan penolakan kebijakan Pemerintah mnenaikkan harga BBM. Dengan dasar hati nurani rakyat yang akan menjerit bila harga BBM naik, maka telah sewajarnya Partai Hanura juga menolaknya, habis-habisan.

sumber : http://www.gema-nurani.com/2012/03/partai-hanura-kenaikan-harga-bbm-dan-hati-nurani-rakyat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar